Politikus Ketahuan Korupsi Bunuh Diri Depan Media Robert Dwyer


Dinamika Hidup - Jika rajin mengamati berita tentang korupsi di kancah politik dunia, orang tentu ingat nama Robert Budd Dwyer (1939–1987). Politikus partai republik ini dituntut 55 tahun penjara atas keterlibatannya dalam sejumlah kasus korupsi.

Namun sebelum divonis untuk memasuki jeruji besi, Dwyer mengadakan konferensi pers yang dikira merupakan pengumuman pengunduran dirinya sebagai senator dan bendahara negara bagian.

Dia pun memperingatkan wartawan yang mudah mual untuk keluar dari ruangan tersebut. Benar saja, revolver kaliber 357 yang sudah diacungkan, dimasukkan ke dalam mulut, dan dor!!! Darah mengucur deras dari hidung dan mulut serta kepala bagian atas yang berlubang tertembus peluru.

Peristiwa tersebut terjadi pada 22 Januari 1987 di Pennsylvania. Ucapan terakhir yang keluar dari mulutnya adalah "Tolong, tinggalkan ruangan jika ini akan mempengaruhi kalian." Dwyer bunuh diri sehari sebelum pembacaan vonis yang akan di lakukan pada 23 Januari.

Pada 18 Desember 1986, dia terbukti melakukan 11 jenis konspirasi, pemalsuan surat, sumpah palsu, penyuapan dan pemerasan. Atas perbuatannya ini, dia dituntut 55 tahun penjara dan denda 300 ribu dolar. Vonis sejatinya akan dibacakan oleh hakim kejaksaan tinggi pada 23 Januari, tapi Dwyer keburu bunuh diri karena malu.

Mengetengahkan kembali kisah Dwyer yang sudah terjadi 28 tahun lalu adalah untuk mengingatkan mereka yang sudah berlaku lacur dan zalim kepada rakyat supaya malu. Dwyer, yang mungkin dianggap tak percaya Tuhan, mempunyai rasa malu demikian besar sehingga tak sanggup hidup dengan muka tercoreng. Dia juga seolah ingin mengajarkan bahwa siapa saja yang sudah menerima amanah dengan bayaran super layak tapi masih korup, dia pantas mati ditembak di muka umum.

Andai saja politisi dan pejabat Indonesia yang berlaku keji dan korup berani melakukan aksi yang dilakukan Dwyer, tentu negara tak perlu lagi repot untuk memberi fasilitas penjara dengan pendingin udara. Belum lagi peluang mereka menyuap aparat penegak hukum untuk meringankan hukuman atau mendapatkan fasilitas mewah di lapas.

Katakanlah bunuh diri adalah dosa, tetapi ditembak mati oleh penegak hukum adalah solusi yang adil. Para koruptor telah membunuh kesempatan rakyat untuk menerima keadilan, membunuh harapan mereka untuk mendapatkan penghidupan lebih baik, dan memberangus mimpi-mimpi hidup di negara dengan damai dan aman sebab korupsi hanya menyuburkan premanisme.

Jika bumi punya tangan untuk tepuk tangan dan mulut untuk bersorak, tentu dia akan melakukannya saat para lalim seperti itu diikat dan dihadapkan pada moncong bedil para algojo.